base target='_blank' /> Makalah prinsif-prinsif pengelolaan kelas ~ KUMPULAN ILMU-ILMU
Selamat Datang maaf jika didalam blog kami masih banyak kesalahan 

Selamat Datang maaf jika didalam blog kami masih banyak kesalahan 


Pages

Minggu, 10 Juni 2012

Makalah prinsif-prinsif pengelolaan kelas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal, dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri, bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran.

Atas dasar pemahaman tersebut diatas maka diharapkan tidak ada lagi argumentasi yang muncul dikalangan para guru untuk tidak dapat menggunakan alat peraga oleh karena biayanya mahal. Begitu banyaknya lingkungan disekitar kita yang dapat digunakan sebagai media alat peraga tanpa perlu biaya mahal.
Beberapa benda dilingkungan kita dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik yang dimanfaatkan secara langsung, ataupun yang dirancang terlebih dahulu dan dapat pula dengan cara rekayasa media.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian lingkungan sebagai media pembelajaran?
2.      Apa saja jenis lingkungan sebagai media pembelajaran?
3.       Apa kelebihan dan kelemahan lingkungan sebagai media pembelajaran?












BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dan Tujuannya
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkup di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Lingkungan yang ada di sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas, Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak, sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Jika pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai tanaman padi, dengan memanfaatkan lingkungan persawahan, anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide.
Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.

2.  Jenis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran.
Berbagai jenis lingkungan di sekitar kita memungkinkan untuk digunakan sebagai sumber dan media pembelajara. Secara umum lingkungan dikategorikan ke dalam tiga macam yaitu: lingkungan social, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
a.      Lingkungan Sosial.
Lingkungan sosial sebagai sumber dan media pembelajaran, berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi social, adap kebiasaan, budaya, system nilai, system religius dan sebagainya. Karena berkaitan dengan kehidupan masyarakat, maka sering diistilahkan dengan sebutan studi masyarakat. Studi masyarakat adalah belajar tentang situasi, perilaku, maupun system social yang ada di lingkungan kita untuk dijadikan sebagai latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal menjalani kehidupan.
b.      Lingkungan Alam.
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang bersifat alamiah, seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, tumbuhan, hewan, sumber daya alam, dan lain-lain. Aspek-aspek lingkungan alam dapat dipelajari secara langsung oleh siswa karena gejalaalam yang terjadi relative tetap. Mempelajari lingkungan alam akan mendorong siswa untuk lebih memahami materi pelajaran secara factual dan dapat menumbuhkan cinta terhadap alam sekitar, sehingga memunculkan kesadaran menjaga dan memelihara lingkungan
c.       Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang sengaja dibangun oleh manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.  Antara lain irigasi, bendungan, taman nasional, kebun binatang, perkebunan, pembangkit linstrik dan lain-lain.
Berbagai jenis lingkungan yang disebutkan di atas, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Guru harus pandai menentukan mana yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran. Selain itu penggunaan media lingkungan membutuhkan kreatifitas dan inisiatif guru, adanya kerjasama antara siswa, orang tua, serta lembaga-lembaga masyarakat.
Demikian juga penggunaan metode yang akan dilakukan harus sesuai dengan tujuan dan kompetensi peserta didik. Untuk itu diperlukan metode yang tepat supaya lingkungan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Beberapa metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran.
3.      Beberapa Keuntungan dan Kelemahan
Penggunaan media baik visual, audiovisual, proyeksi maupun tiga dimensi pada dasarnya memvisualkan vakta, gagasan, peristiwa, dalam bentuk tiruan dari kondisisebenarnya. Selain media tersebut, sebenarnya guru dimungkinkan untuk menghadapkan siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati ataupun praktek langsung dalam hubungannya dengan proses pembelajaran. Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1.      Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan
2.      Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar
3.      Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami
4.      Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktualse hingga kebenarannya lebih akurat
5.      Kegiatan belajar lebih konfrehensif dan lebih aktif, dapat diterapkan berbagai cara seperti mengamati, bertanya/wawancara, pembuktian, mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain
6.      Lingkungan beraneka ragam sehingga memungkinkan berbagai sumber belajar (social, alam, buatan)
7.      Siswa dapat lebih memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang dapat memiliki kecakapan menghadapi lingkungan (live skill).
Berbagai bidang studi yang dipelajari siswa hampir biasa dipelajari dari lingkungan seperti ilmu social, ilmu alam, bahasa, kesenian, budaya, ketrampilan, olahraga, kependudukan dan lain-lain.
Namun meskipun demikian, lingkungan yang dijadikan subagai media pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, diantaranya:
1.      Terkadang jadi salah sasaran (tujuan tidak tercapai) karena siswa lebih berkesanmain-main kecakapan berkaitan dengan belajarnya, bagi masyarakat merasa terbantu karena ikut kegiatan yang diprogramkan oleh masyarakat tersebut. Misal siswa membantu melayani posyandu, kebersihan lingkungan, gotong royong, perbaikan fisik maupun non fisik.
2.      Membutuhkan waktu yang cukup leluasa
3.      Kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan untuk media pembelajaran, dll
Kelemahan di atas sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan yang lebih matang
2. Menentukan tujuan yang jelas
3. Menentukan cara dan teknik siswa dalam mempelajari lingkungan
4. Menentukan apa yang harus dipelajari
5. Menentukan cara memperoleh informasi
6. Mencatat hasil yang diperoleh
7. Memberikan pelatihan-pelatihan pembelajaran kontekstual.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkup di suatu daerah.
Secara umum lingkungan dikategorikan ke dalam tiga macam yaitu: lingkungan social, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
            Kelebihan lingkungan sebagai media pembelajaran
a.       Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan
b.      Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar
c.       Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya dan bersifat alami
d.      Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktualse hingga kebenarannya lebih akurat
e.       Kegiatan belajar lebih konfrehensif dan lebih aktif, dapat diterapkan berbagai cara seperti mengamati, bertanya/wawancara, pembuktian, mendemonstrasikan, menguji fakta dan lain-lain
f.       Lingkungan beraneka ragam sehingga memungkinkan berbagai sumber belajar (social, alam, buatan)
g.      Siswa dapat lebih memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungan, sehingga dapat membentuk pribadi yang dapat memiliki kecakapan menghadapi lingkungan (live skill).
Kelemahan lingkungan sebagai media pembelajaran
a.       Terkadang jadi salah sasaran (tujuan tidak tercapai) karena siswa lebih berkesanmain-main kecakapan berkaitan dengan belajarnya, bagi masyarakat merasa terbantu karena ikut kegiatan posyandu, kebersihan lingkungan, gotong royong, perbaikan fisik maupun yang diprogramkan oleh masyarakat tersebut. Misal siswa membantu melayani non fisik.
b.      Membutuhkan waktu yang cukup leluasa
c.       Kurangnya pemahaman guru dalam memanfaatkan lingkungan untuk media pembelajaran, dll





























DAFTAR PUSTAKA
Ø  Arsyad Azhar, “Media Pembelajaran” , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta;2006
Ø  Sudjana Nana, “Media  pengajaran  penggunaan dan pembuatannya”, Sinar Baru, Bandung; 1997
Ø  Arikunto Suharsimi. “Prosedur Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta; 2002

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.