KONDISI KAUM
MUSLIMIN PADA MASA KINI
(Oleh:
Dumyati)
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ
نَبِيَّ وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ
الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ.
اَلصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى
بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. اَمَا بَعْدُ.
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kenikmatan tak terhingga dan tak ada satupun mahluk di dunia ini yang bisa
menghitungnya, sebagai mana Allah telah berfirman: (َQ.S.
Ibrahim 34).
وَاِنْ تَعُدُوا نِعْمَتَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا
Dan terlebih lagi
Allah telah mengkaruniakan kepada kita dua kenikmatan yang sangat besar yaitu
nikmat Iman dan nikmat Islam, karena dengan kedua nikmat itu merupakan bukti
bahwa kita umat pilihan, yang dipilih oleh AllahSWT, sebagimana firman Allah:
(Q.S. Yunus 100).
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلاَ بِاِذْنِ اللهِ
“Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan
izin Allah” (Q.S. Yunus 100).
Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, shahabat dan kepada
orang-orang yang mengikuti jejak beliau dengan baik sampai akhir zaman.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pada kesempatan kali ini tidak ada salahnya kalau kita mengingat kembali
pesan yang telah disampaikan Nabi Muhammad SAW ± 14 abad yang lalu, tentang
sebuah kondisi yang akan menimpa umat Islam, yang akan menimpa kaum muslimin,
dimana pada saat itu mereka akan dihina, direndahkan, dinjak-injak, dan
difitnah. Padahal mereka sebelumnya adalah kelompok-kelompok yang mulia,
kelompok yang kuat dan kelompok yang dikenal keberaniannya, yang apabila
musuh-musuh mendengar nama-nama mereka maka timbullah rasa takut dalam hati
mereka.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Namun, apabila kita melihat kondisi kaum muslimin sekarang, maka kita
akan bertanya, dimanakah kemuliaan itu?
dan dimanakah kekuatan dan keberanian yang pernah ada? maka jawabnya, semuanya
sudah hilang, semuanya kini hanya menjadi sebuah kenangan dan menjadi sebuah
cerita. Kalau kita lihat sejarah yang telah berlalu, maka kita akan mendapatkan
bahwa kaum muslimin pada masa Rasulullah, shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in,
mereka hidup dengan mulia dan terhormat, menjadi mulia dengan keislaman mereka,
dan terhormat dengan keberaniaanya.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Setelah kita melihat sekilas sejarah masa lampau, maka secara sadar atau
tidak sadar sebuah pertanyaan yang harus kita jawab yaitu: “Apa penyebab yang
menjadikan umat Islam pada saat sekarang ini dihina bahkan diinjak-injak?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita ingat-ingat kembali sabda
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam ± 14 abad yang silam:
يُوْشِكُ أَنْ تَتَدَاعَى عَلَيْكُمُ اْلأُمَمُ
كَمَا تَتَدَاعَى اَلأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا، فَقَالَ قَائِلٌ: أَوَمِنْ
قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ، وَلَكِنَّكُمْ
غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَسَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوِّكُمُ
الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلْيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمُ الْوَهَنُ. قَالَ
قَائِلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا الْوَهَنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ. (رواه البيهقي، حديث حسن).
“Hampir tiba saatnya bangsa-bangsa memperebutkanmu sekalian, seperti orang-orang yang merebut
makanan yang ada di atas nampan. Ada sahabat bertanya: apakah karena sedikitnya
jumlah kita pada masa itu? Beliau bersabda: Bahkan jumlah kalian pada masa itu
banyak. Tetapi kalian pada saat itu bagaikan buih seperti buih banjir. Dan
Allah akan mencabut dari dada-dada musuh kalian (rasa) ketakutan kepada kalian,
dan Dia akan memasukkan ke dalam hati-hati kalian al-wahan. Lalu shohabat
bertanya: Ya Rasul apakah al-wahan itu? Beliau bersabda: cinta dunia dan takut
mati” (HR. Baihaqi, hadist hasan).
Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرْكُتُم
الْجِهَادَ، سَلَّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى
تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ. (رواه أبو داود، حديث صحيح).
“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah dan kalian mengambil ekor
sapi (sibuk dengan peternakan) dan kalian merasa lega dengan pertanian dan
kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menurunkan kehinaan bagi kalian. Dan
Allah sekali-kali tidak akan melepaskannya, kecuali jika kembali kepada agama
kalian”. (HR. Abu Dawud hadist shahih)
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Pada masa sekarang ini kita sering mendengar dan melihat slogan-slogan
Islami yang setidaknya dapat membesarkan hati kita sebagai umat Islam. Namun
pada sisi lain kita harus ingat bahwa memperjuangkan Islam itu tidak hanya
sebatas slogan-slogan yang dipampang dikeramaian umum, sehingga setiap orang
dapat melihat dan membaca, dan dalam memperjuangkan Islam ini tidak cukup hanya
dengan menulis spanduk-spanduk, selebaran-selebaran dan lain sebagainya. Kita
sebagai muslim harus sadar bahwa memperjuangkan Islam, untuk mengembalikan
kemuliaan Islam dan muslimin kita dituntut untuk memperjuangkan Islam dengan
perjuangan yang haqiqi, dengan mencurahkan tenaga yang ada, dengan mengorbankan
harta benda bahkan lebih besar dari itu kita dituntut juga untuk mengorbankan
jiwa kita, dengan kata lain kita dituntut untuk berjihad fii sabiilillah.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Berjihad di jalan Allah inilah yang dapat menjadikan umat Islam umat
yang mulia, umat yang dihormati, umat yang dikenal dengan keberanian dan
disegani oleh lawan. Inilah kunci mengapa pada generasi pertama Islam, kaum
muslimin menjadi umat yang kuat dan umat yang disegani, tidak lain jawabnya
adalah dikarenakan mereka menjadikan jihad sebagai jalan hidup mereka. Mereka
sangat cinta jihad dan mereka sangat merindukan gugur sebagai syuhada’,
sehingga dikarenakan kecintaan mereka yang sangat besar terhadap jihad,
didapati di antara mereka yang tidak mempunyai harta benda kecuali pedang dan
seekor kuda perang keduanya digunakan untuk berjihad di jalan Allah.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Dan sebaliknya apabila kita sudah melupakan jihad, kita disibukkan
dengan masalah-masalah keduniaan, di antaranya kita sibuk dengan perdagangan
dengan peternakan dan dengan pertanian atau perkebunan, dan dengan kesibukan
itu semua kita meninggalkan jihad di jalan Allah, sehingga hari-hari kita habis
diisi dengan kesibukan untuk menghitung-hitung kekayaan yang kita miliki.
Apabila semua ini ada pada diri kita, maka Allah akan menimpakan kehinaan, dan
Allah tidak akan mencabut kecuali apabila kita kembali kepada agama kita yaitu
Islam, dan Allah pun akan mencabut dari dada musuh-musuh rasa takut kepada kita.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Dari penjelasan khutbah di atas tadi dapat kita simpulan bahwa:
Pertama: Kemuliaan kaum muslimin akan tetap ada apabila kaum muslimin mau
kembali untuk berpegang teguh kepada agamanya, dengan berjihad di jalan Allah dan
membela agamaNya.
Kedua: Kemuliaan tersebut akan hilang apabila kaum muslimin telah disibukkan
dengan kenikmatan dunia sehingga dengan gemerlapnya kenikmatan dunia ini
menjadikan mereka lalai untuk berjihad di jalan Allah lii i’la i kalimatillah.
Ketiga: Dan apabila kaum muslimin sudah melupakan jihad, maka Allah akan
menghinakan mereka di hadapan umat yang lain dan Allah akan mencabut dari
dada-dada musuh kaum muslimin rasa takut kepada mereka.
Keempat: Untuk mengembalikan kemuliaan tersebut adalah dengan kembali kepada
Agama, sehingga kaum muslimin dapat hidup dengan mulia dan apabila mati, akan
mati dengan keadaan mulia pula.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah
Akhir dari khutbah ini,
kita selalu berharap kepada Allah, agar senantiasa diberikan keteguhan iman
kita untuk selalu berjalan di atas dien-Nya, dan agar Allah selalu memberikan
kemuliaan kepada kaum muslimin kapan dan dimanapun kaum muslimin berada.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
وَالْعَصْرِ، إِنَّ الإِنسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ، إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ
للهِ الَذِيْ
جَعَلَ التَقْوَى لِبَاسَ الصَالِحِيْنَ اَحْمَدُهُ سُبَحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدَ
عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِصِدْقِ اْليَقِيْنَ. وَاَشْهَدُ اَنَ لآاِلَهَ اِلاَ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ اْلحَقُ اْلمُبِيْنَ. وَاَشْهَدُ اَنَ
سَيِدِنَا مُحَمَدَا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِدُاْلاَوَلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ.
اَللُهْمَ صَلِ وَسَلِمْ عَلَى سَيِدِنَا مَحَمَدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
اَجْمَعِيْنَ.
اَمَا بَعْدُ :
فَيَااَيُهًَااَلنَاسُ اِتَقُوْا اللهَ حَقُ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَ
اِلاَوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَلاَزِمُوْا الصَلاَةَ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ
عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ, فَقَدْ اَمَرَكُمُ اللهُ بِذَالِكَ اِرْشَادًا وَ
تَعْلِيْمَا, وَاِجْلاَ لاَلِقَدْرِ نَبِيِهِ وَ تَعْظِيْمًا. فَقَدْ قَالَ: اِنَ
اللهَ وَمَلاَئِكَتِهِ يُصَلُونَ عَلَى النَبِيِ يَااَيُهَاالَذِيْنَ اَمَنُوْا
صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَهُمَ صَلِ وَسَلِمُ عَلَى
سَيِدِنَا مُحَمَدِ الَنبِيِ اُلامِيِ الاَوَاهْ, وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالاَه. وَارْضَ اََللُهْمَ عَنْ اَصْحَابِهِ أَبِى بَكْرٍوَعُمََروَعُثْمَانَ
وَعَلِى وَعَنْ سَائِرِ اَصْحَابِ نَبِيِكَ أَجْمَعِيْنَ. وَعَنِ التَابِعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ اَلدِيْنَ. اَللهُمَ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتْ, اَلاَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, اِنَكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ
وَقَاضِىَ الحَاجَاتْ, وَغَافِرُالذُنُوْبِ وَاْلخَطِيْئَاتْ, بِرَحْمَتِكَ
يَااَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ, اَمِيْنَ يَارَبَ العَالَمِيْنَ.
اَللهُمَ انْصُرْ جُيُوْشَ
المُسْلِمِيْنَ, وَعَسَاكِرَ اْلمُوَحِدِيْنَ, اَللهُمَ اَهْلِكِ الكَفَرَةَ
وَالمُشْرِكِيْنَ, اَعْدَاءَكَ اَعْدَاءَ الدِيْنَ. عِبَادَ اللهْ ! اِنَ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ وَاِيْتَائِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ
وَاْلمُنْكَرَ وَاْلبَغْى, يَعِظُكُمْ لَعَلَكُمْ تَذَكَرُوْنَ. فَاذْكَُرُا اللهَ
العَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ, وَاسْأَلُوْهُ
مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
0 komentar:
Posting Komentar